Rabu, 29 November 2017

Tugas 2 Kritik Arsitektur




Tugas 2 Kritik Arsitektur

1. Menurut Vitruvius, tujuan arsitektur tergantung pada susunan penataan, keselarasan dalam pergerakan, simetri, kesesuaian dan ekonomi. Arsitektur ditentukan oleh fungsi/kenyamanan, struktur/ketahanan, dan estetika/keindahan. Menurut Bruno Zevi, teori arsitektur meliputi cara mengidentifikasikan variabel-variabel penting, ruang, struktur dan proses-proses aktifitas kehidupan masyarakat.
Ruang merupakan unsur pokok, memahami ruang berarti mengetahui bagaimana cara melihat (elemen-elemen arsitektur) dan merupakan kunci untuk mengenal dan memahami arsitektur bangunan. Cara memandang, mengenal, dan memahami arsitektur antara lain dengan analogi :
Arsitektur dianggap sesuatu yang organik
Arsitektur merupakan suatu bahasa
Arsitektur dianggap seperti mesin
Summary Kritik Dalam Arsitektur
Kritik merupakan rekaman dari tanggapan terhadap lingkungan buatan (built environment). Kritik meliputi semua tanggapan termasuk tanggapan negatif dan pada hakekatnya kritik bermaksud menyaring dan melakukan pemisahan. Ciri pokok kritik adalah pembedaan dan bukan penilaian (misalnya : reaksi penduduk terhadap rancangan pemukiman dilakukan dengan metode penyampaian tanggapan).
Metode kritik arsitektur terdiri dari :
Kritik Normatif: kritik ini berdasarkan pada pedoman baku normatif.
Kritik Penafsiran: kritik ini merupakan penafsiran dan bersifat pribadi.
Kritik Deskriptif: bersifat tidak menilai, tidak menafsirkan, semata-mata membantu orang melihat apa yang sesungguhnya ada, menjelaskan proses terjadinya perancangan bangunan.

2. Kritik Arsitektur menggunakan Metode Kritik Penafsiran dan Kritik Deskriptif

KRITIK PENAFSIRAN       : Banyak pendapatnya dan lebih fleksibel. Proses menafsirkan secara subjektif dalam menanggapi sebuah karya menghasilkan sebuah kritikan yang cenderung memberikan pandangan baru.
·       Kritik Advokasi            : Mencari plusnya/positifnya, Pembelaan tanggapan negatif dalam sebuah karya, tersaji dalam sebuah kritikan yang menunjukan hal positif dari karya tersebut,
·       Kritik Evokatif              : Menggugah apa yang dirasakan, Mengangkat kelebihan/sisi baik suatu karya bertujuan untuk menggugah daya tarik terhadap karya tersebut dengan sebuah pendapat secara emosional.
·       Kritik Impresionistik     : Kesan yang didapat, untuk memperbaiki apa yang telah dibuat. Memberikan suatu kesan terhadap sebuah karya sehingga dapat mempengaruhi untuk membuat sebuah karya yang lebih baik lagi.

KRITIK DESKRIPTIF        : Hanya menggambarkan yang ada, yang dilihat yang dideskripsikan. Pendeskripsian sebuah karya dalam proses merespon apa yang dilihat yang dipengaruhi dengan apa yang diketahu dan diyakini.
·         Kritik Penjelasann        : Memberikan gambaran terhadap sebuah karya dalam bentuk grafis, verbal dan prosedural. Mengungkapkan apa yang ada dan apa yang terjadi sebenarnya.
·       Kritik Biografis             : Mengutamakan/mementingkan gambaran perjalanan hidup dan minat creator yang mempengaruhi karyanya.
·       Kritik Kontekstual        : Membahas mengenai konteks pengaruh sosial, politik, ekonomi dan budaya terhadap sebuah karya arsitektur sehingga dapat terpengaruhi langgam/gaya bangunan.


Kritik Arsitektur Daerah Pesisir Masjid Raya Sumatera Barat

Alamat : Jl. Khatib Sulaiman Padang Sumatera barat



 
 Gambar Peta Lokasi Masjid Raya Sumatera Barat




 Gambar Visualisasi bentuk 3D Blok Plan  Masjid Raya Sumatera Barat



Bentuk : Masjid ini tidak memiliki kubah melainkan beratap khas rumah Minangkabau. Masyarakat Sumatera Barat terkenal dengan pepatah Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah, yang artinya adat bersendikan kepada agama, dan agama bersendikan kitabullah (Al-Quran).
Hal itu yang tercemin dalam Masjid Raya Sumatera Barat ini. Sebenarnya, atap masjid ini menggambarkan bentuk bentangan kain yang digunakan empat kabilah suku Quraisy saat berselisih pendapat mengenai pemindahan batu Hajar Aswad di Mekkah. Bila diperhatikan, keempat sudut dari atap masjid ini berbentuk gonjong yang seperti yang terdapat pada rumah adat Minangkabau


 
 Gambar Bentuk Masid Masjid Raya Sumatera Barat


Langgam : Jika kebanyakan masjid dibangun memiliki kubah diatasnya, lain halnya dengan masjid yang satu ini, tidak memiliki kubah melainkan beratap khas Minangkabau dengan ciri bangunan berbentuk gonjong. Bagian atap masjid memiliki 4 sudut lancip yang mirip dengan desain atap rumah gadang.

          Dan jika dilihat dari atas, sebenarnya bentuk atap ini seperti bentangan kain yang digunakan empat kabilah suku Quraisy ketika berselisih pendapat tentang siapa yang berhak memindahkan batu Hajar Aswad di kota Mekkah.

          Dinding masjid yang memiliki ukiran segitiga yang didalamnya terdapat enam sudut ini sempat menjadi perbincangan berbagai kalangan, namun sebenarnya memiliki filosofi yaitu tiga tungku sajarangan, tiga tali sapilin (ulama, ninik mamak, cadiak pandai) yang harus memegang teguh rukun iman sebagai pengikat seluruh elemen yang ada ditengah-tengah masyarakat.

                                       




                        Gambar Langgam yang ada pada masjid raya sumatera barat


Teknologi : Tahan gempa hingga 10 SR.
     Konstruksi bangunan dirancang menyikapi kondisi geografis Sumatera Barat yang beberapa kali diguncang gempa berkekuatan besar. Sehingga dibangun dengan struktur dan desain konstruksi yang kuat, anti guncangan sehingga diharapkan aman dari guncangan gempa hingga 10 skala richter.
      Masjid Raya ini fungsinya tidak sebatas rumah ibadah. Bangunan yang berada tak jauh dari Pantai Padang itu dapat dijadikan sebagai shelter lokasi evakuasi tsunami dengan memanfaatkan lantai II dan lantai III masjid.




          Gambar Struktur tahan gempa


Peran : Masjid dibuka untuk umum, Masjid Raya Sumatera Barat untuk kali petama digunakan sepanjang malam bulan Ramadhan.
Tempat ibadah ini setelah selesai akan dapat menampung total 20 ribu jemaah itu dibangun pada lahan seluas 40,98 hektar, sedangkan bangunan utama masjid seluas 18.091 meter persegi. dengan dana pembangunan total diperkirakan Rp507,82 miliar.
     Menurut rancangan, kompleks bangunan akan dilengkapi pelataran, taman, menara, ruang serbaguna, fasilitas komersial, dan bangunan pendukung untuk kegiatan pendidikan.
Masjid yang memiliki kapasitas 20.000 jamaah ini juga dirancang sebagai shelter lokasi untuk evakuasi korban tsunami yang ada di lantai 2 dan 3.



Gambar Masjid Raya Sumatera Barat


Tugas 2 Kritik Arsitektur

Nama : Chandra Wijaksana
Kelas  : 4TB02
Npm   : 22314333


Tidak ada komentar:

Posting Komentar